Merak

seputarbanten.com-GEREM, Sebanyak 30 anak-anak usia balita pada posko gusuran dilingkungan cikuasa pantai kelurahan gerem, amat membutuhkan susu dan pampers, karna keadaan orang tua mereka paska pembongkaran rumah mereka, sudah tidak lagi mampu bekerja, hal ini diungkap Siti warga yang masih bertahan dengan menggunakan tenda dilokasi tersebut.
Menurut Siti, yang menjadi persoalan saat ini, orang tua dari balita tersebut sudah tidak lagi bekerja, paska pembongkaran yang dilakukan pemerintah kota cilegon, sehingga untuk membelikan balita susu sudah tidak mampu.
"Sebanyak 30 anak disini membutuhkan makanan gizi tambahan," katanya.
Warga lain, Selamet Fujianto mengatakan selain persoalan tersebut warga juga membutuhkan tenda untuk berteduh, saat ini tenda yang ada hanya ada 2 tenda sementara warga yang bertahan pada tenda tersebut ada 207 orang.
"Sebagian warga menempati tenda-tenda dengan menggunakan seng atau triflek, 2 tenda tersebut merupakan swadaya dari masyarakat, jika hujan kaya semalem warga tidur ditenda-tenda," katanya
Selamet menyayangkan sikap pemerintah melalui dinas sosial yang belum mau membantu keadaan warga, yang saat ini membutuhkan bantuan.
"Saya menyayangkan sikap pemerintah yang tidak peduli dengan keadaan warganya, sementara mereka yang bertahan dilokasi bekas pembongkaran merupakan warga kota cilegon, dengan KTP kelurahan gerem," jelasnya
Sementara siang tadi (16/8), Warga mendapatkan bantuan dari Gereja Batel Indonesia (GBI) yang berada dibanten berupa, Mie Instant, beras, gula, sarden, dan minyak
Menurut Pilipus, ketua perwil 5 GBI banten, bantuan ini merupakan bentuk rasa kemanusiaan untuk membantu korban pembingkaran yang saat ini membutuhkan bantuan.
"Dalam hal ini, kita tidak melihat suku, agama atau ras dalam membantu, ini murni didasiri rasa kemanusiaan meluhat penderitaan warga korban pembongkaran rumah," ujarnya.(Ipul)
Anak-Anak Di Posko Gusuran Membutuhkan Susu dan Pampers

seputarbanten.com-GEREM, Sebanyak 30 anak-anak usia balita pada posko gusuran dilingkungan cikuasa pantai kelurahan gerem, amat membutuhkan susu dan pampers, karna keadaan orang tua mereka paska pembongkaran rumah mereka, sudah tidak lagi mampu bekerja, hal ini diungkap Siti warga yang masih bertahan dengan menggunakan tenda dilokasi tersebut.
Menurut Siti, yang menjadi persoalan saat ini, orang tua dari balita tersebut sudah tidak lagi bekerja, paska pembongkaran yang dilakukan pemerintah kota cilegon, sehingga untuk membelikan balita susu sudah tidak mampu.
"Sebanyak 30 anak disini membutuhkan makanan gizi tambahan," katanya.
Warga lain, Selamet Fujianto mengatakan selain persoalan tersebut warga juga membutuhkan tenda untuk berteduh, saat ini tenda yang ada hanya ada 2 tenda sementara warga yang bertahan pada tenda tersebut ada 207 orang.
"Sebagian warga menempati tenda-tenda dengan menggunakan seng atau triflek, 2 tenda tersebut merupakan swadaya dari masyarakat, jika hujan kaya semalem warga tidur ditenda-tenda," katanya
Selamet menyayangkan sikap pemerintah melalui dinas sosial yang belum mau membantu keadaan warga, yang saat ini membutuhkan bantuan.
"Saya menyayangkan sikap pemerintah yang tidak peduli dengan keadaan warganya, sementara mereka yang bertahan dilokasi bekas pembongkaran merupakan warga kota cilegon, dengan KTP kelurahan gerem," jelasnya
Sementara siang tadi (16/8), Warga mendapatkan bantuan dari Gereja Batel Indonesia (GBI) yang berada dibanten berupa, Mie Instant, beras, gula, sarden, dan minyak
Menurut Pilipus, ketua perwil 5 GBI banten, bantuan ini merupakan bentuk rasa kemanusiaan untuk membantu korban pembingkaran yang saat ini membutuhkan bantuan.
"Dalam hal ini, kita tidak melihat suku, agama atau ras dalam membantu, ini murni didasiri rasa kemanusiaan meluhat penderitaan warga korban pembongkaran rumah," ujarnya.(Ipul)
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a comment
Note: only a member of this blog may post a comment.